Profil Konate Makan

loading...

Sore hari di salah satu lapangan Senayan, tak jarang ada beberapa orang asal Benua Afrika berlatih sepakbola di sana. Mereka merupakan pesepakbola asal Afrika yang coba mengadu nasib untuk mendapatkan klub di Indonesia.

Tentu, mereka berada di bawah suatu agensi. Dan di antara para pesepakbola Afrika tersebut terdapat sosok Makan Konate, yang kini lebih dikenal sebagai pemain yang punya andil membawa Persib Bandung menjuarai Indonesia Super League 2014.

Konate sendiri datang ke Indonesia tentu dengan harapan mampu memanfaatkan kepiawaiannya mengolah si kulit bundar. Dan kini, ia telah jadi pahlawan yang membantu Persib menyudahi paceklik gelar selama 19 tahun.

Mundari Karyayang pada 2012 masih menjadi pelatih PSPS Pekanbaru jeli menangkap bakatnya. Ketika mengunjungi lapangan Senayan tersebut, Mundari tertarik melihat keahlian dari pemuda asal Mali tersebut.

Menurut Mundari, Konate sebenarnya belum pernah bermain di liga profesional layaknya ISL ketika memulai karier di negaranya Mali. Mantan pemain timnas Indonesia yang beberapa kali menekuni ilmu kepelatihan sepakbola usia dini itu pun cepat mengajak Konate untuk hijrah ke Pekanbaru.

"Saya waktu itu melihat Konate bermain di lapangan Senayan sore hari. Di sana memang suka banyak pemain-pemain Afrika yang belum punya klub dan mejalani latihan tiap sore, di lapangan yang tanah," papar Mundari.

Tak pikir lama, Mundari pun mencomotnya untuk menjadi bagian dari PSPS. Dan langkah Mundari benar, karena Konate langsung bersinar dengan mencetak enam gol lewat 16 penampilan. "Tapi akhirnya dia ke Barito (Putera) untuk main bersama Djibril (Coulibaly). Habisnya kasihan di PSPS."

Asykar Bartuah, julukan PSPS, memang jatuh bangun menjalani ISL 2013. Mereka kesulitan finansial sehingga harus merelakan Konate menyeberang untuk membela Laskar Antasari (julukan Barito).

"Konate sekarang bagus. Dia bisa sebagus itu main di sini, padahal asalnya di Mali dia belum jadi pesepakbola profesional, mungkin di liga tidak jelas. Kalau Pape Latyr Ndiaye memang sudah profesional," ulas Mundari menceritakan dua pemain asing yang pernah di bawah arahannya ketika membesut PSPS.

Sebelum laga final Persib kontra Persipura Jayapura, Mundari sendiri memprediksi bahwa Konate akan menjadi pemain terbaik ISL musim ini. Namun dugaannya salah, karena gelar tersebut jatuh ke tangan Ferdinand Sinaga, rekan satu tim Konate di Maung Bandung. "Ferdinand juga salah satu striker terbaik di ISL tapi saya pikir Konate layak jadi pemain terbaik," papar Mundari.

Eks pelatih Putra Samarinda itu pun datang ke Palembang untuk memenuhi undangan dari Konate. Ia pun menuju bumi Sriwijaya bersama dengan Mamadou, agen dari Konate. "Persib beruntung karena Konate masih muda dan juga punya sikap yang tidak macam-macam. Permainan juga konsisten dan orangnya religius."

Selain membawa gelar untuk tim Maung Bandung, Konate juga berhasil menjadi top skor tim dengan 13 gol yang ia torehkan musim ini. Dari sekian banyak pemain asing yang berkarier di ISL, Konate yang berulang tahun pada 10 November jadi yang termuda, karena baru berusia 23 tahun.

"Setelah pertandingan, saya telepon keluarga tetapi mereka sudah lebih dulu tahu. Mereka rayakan dengan makanan dan minuman," ungkap pemilik nomor sepuluh itu tentang kegembiraan keluarganya atas keberhasilan Konate. "Saya juga senang bisa membuat 13 gol musim ini. Lebih banyak satu gol dari musim lalu. Itu sangat bagus karena saya bukan striker."

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Profil Konate Makan"

Post a Comment